Assalamu'alaikum

Kamis, 30 Desember 2010

JENIS-JENIS CINTA

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokaatuh… Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan, hingga terbitlah artikel cinta ini, selamat membaca…

JENIS – JENIS CINTA

Siapa yang tak kenal cinta? Ya, tentunya sebagian besar dari kita tak asing lagi dengan cinta. Karena manusia yang hidup di dunia pasti dengan cinta. Cinta memiliki beberapa jenis dan golongan serta beberapa terapi – terapinya. Untuk itu, mari kita simak bersama-sama jenis-jenis cinta yang ada untuk menambah pengetahuan kita mengenai cinta.
Apa itu CINTA? Cinta merupakan perasaan sayang, senang, bahagia, bangga, haru bahkan kasih kepada sesuatu hal yang didasari karena maksud – maksud tertentu yang pada akhirnya menginginkan untuk memiliki dan seterusnya. Selain itu, cinta dapat didefinisikan sebagai ungkapan hati seseorang yang tergambar lewat tingkah lakunya serta didasari atas kesamaan atau kecocokan masing-masing umat dalam hal-hal tertentu.
Banyak orang yang mendefinisikan cinta tidak sesuai dengan hakikatnya, ada yang beranggapan bahwa cinta itu hanyalah sekedar suka sama suka. Padahal bukan itu yang dimaksud, cinta disini merupakan bagaimana kita bisa menempatkan cinta diantara hal-hal penting lainnya, dan tidak mengabaikan hal-hal yang lebih penting dari itu serta menjadikan cinta itu sebagai ibadah serta pelabuhan pengiring menuju kehidupan selanjutnya. Misalnya saja, cinta itu memiliki tujuan dan kira-kira apa motivasi kita memiliki dan memberikan cinta kepada sesuatu? Apakah untuk dirinya sendiri, atau demi kepentingan pekerjaan, atau bahkan sekedar hiburan semata? Itulah, yang seperti itu termasuk kedalam jenis-jenis cinta yang akan penulis bahas pada artikel ini.
Yang Pertama; Mahabbatu Fillah Wa Lillah, cinta jenis ini merupakan cinta yang paling mulia. Yakni cinta karena Allah dan didalam agama Allah, maksudnya cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah yang dilandaskan cinta kepada Allah dan Rasulnya. Jika kita bisa seperti ini, alangkah mulianya manusia itu sendiri. Karena sesungguhnya Allah-lah yang mengajarkan kita tentang cinta.
Kedua; cinta yang terjalin karena adanya kesamaan dalam cara hidup, agama, mazhab, idiologi, hubungan kekeluargaan, profesi dan kesamaan dalam hal-hal lainnya. Cinta jenis ini sering disebut cinta lokasi. Karena kesamaan dan kedekatan adalah hal yang dominan dalam hal ini. Hmm, kalau menurut pendapatku cinta yang seperti ini sangat sering terjadi di sekitar kita. Kebanyakan dari kita mencintai seseorang atau terikat suatu hubungan karena pertemuan di tempat yang sama. Mungkin karena sering bertemu dan melakukan komunikasi bersama. Itulah yang menjadi factor timbulnya cinta macam ini.
Ketiga; Al Mahabbah Al ‘ardiyah, cinta yang motifnya ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik dalam bentuk kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan atau pun kebutuhan biologis. Cinta yang semacam ini akan hilang bersama hilangnya apa-apa yang didapatnya dari orang yang dicintai. ‘Habis manis sepah dibuang’, begitu kira-kira ungkapan yang tepat. Cinta ini sering orang sebut sebagai cinta bersyarat, karena salah satu pihak pasti menginginkan sesuatu persyaratan yang harus dipenuhi, misalnya saja dengan kita memberikan apa yang pihak itu minta, maka orang tersebut mau menerima cinta kita. Dan yakinlah bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu akan meninggalkanmu ketika dia telah mendapatkan apa yang didinginkannya darimu. Jadi, berhati-hatilah! Ouw… penulis jelas ga mau mendapatkan cinta yang seperti ini.
Keempat; Mahabbah Al Isyq, yakni cinta yang berlandaskan kesamaan dan kesesuaian antara yang mencintai dan yang dicintai. Cinta yang tak akan sirna kecuali jika ada sesuatu yang menghalangkannya. Cinta jenis ini yaitu perpaduannya ruh dan jiwa, oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu besar baik berupa rasa was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran kecuali pada cinta jenis ini. Orang lebih akrab menyebutnya cinta mati atau bertemunya ikatan batin dan ruh yang hanya terjadi pada orang yang sedang kasmaran. Meskipun demikian, akankah cinta bertepuk sebelah tangan? Mari kita ulas bersama-sama.
Akankah CINTA bertepuk sebelah tangan? Padahal cinta mati, kekal, dan sungguh abadi. Jawabnya, BISA! Mengapa? Sebelumnya kita harus mengerti apa itu Bertepuk sebelah tangan. Cinta yang bertepuk sebelah tangan merupakan tidak terpenuhinya hasrat sebab kurangnya syarat-syarat tertentu, atau adanya penghalang sehingga tidak terealisasinya cinta antara keduanya. Ukh, gimana rasanya ya…? Penulis ga bisa bayangin nich… hehe. Ok berikut merupakan sebab-sebab cinta bertepuk sebelah tangan. Pertama; cinta ini sebatas cinta karena kepentingan, oleh karena itu tidak mesti keduanya saling mencintai, terkadang yang dicintai malah lari darinya. Ya jelas aja, penulis aja paling benci sama seseorang yang naksir begitu berlebihan. Hal tersebut bisa bikin persahabatan hancur. Males banget kan…
Kedua; adanya penghalang sehingga dia tidak dapat mencintai orang yang dicintainya, baik karena adanya cela dalam akhlak, bentuk rupa, sikap dan yang lainya. Ini sich buat orang-orang yang lebih mementingkan karakter atau terpaku dengan syarat-syarat. Cinta itukan apa adanya. hehe
Ketiga; adanya penghalang dari pihak orang yang dicintai. Jika penghalang dapat di singkirkan maka akan terjalin bunga cinta antara keduanya. Kalau bukan karena kesombongan, hasad, cinta kekuasaan dan permusuhan dari orang kafir, niscaya para Rasul-rasul akan menjadi orang yang paling mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada diri, keluarga dan harta.
Adapun terapi Al Isyq atau cinta mati yang berujung cinta bertepuk sebelah tangan antara lain. Pertama; jika terdapat peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut untuk meraih cinta orang yang dikasihinya dengan ketentuan syariat dan suratan takdirnya, maka inilah terapi yang paling utama.
Sahihain riwayat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Rasulullah SAW bersabda; “Hai sekalian pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah maka hendaklah dia menikah, barang siapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa karena dengan berpuasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran (kepada perbuatan zina).”
Jadi, berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa solusi yang mesti dilakukan adalah menikah. Selain itu, Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Aku tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan.”
Kedua; meyakinkan dirinya bahwa apa-apa yang diimpikannya mustahil terjadi, lebih baik baginya untuk segera melupakannya. Jiwa yang berputus asa untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang dan tidak lagi mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, akan berpengaruh terhadap jiwanya sehingga semakin menyimpang jauh. Untuk itu, dia harus mengajak akalnya berfikir bahwa menggantungkan hatinya kepada sesuatu yang mustahil dapat dijangkau adalah perbuatan gila, ibarat pungguk merindukan bulan. Orang akan menganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak waras.
Maka, apabila mendapatkan cintanya benar-benar tertutup karena larangan syariat, terapinya adalah menganggap bahwa yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan keselamatan adalah dengan menjauhkan dirinya dari yang dicintainya. Dia harus merasa bahwa pintu kearah yang diinginkannya tertutup dan mustahil dicapai.
Ketiga; jika jiwa menghasud dalam kemunkaran masih menuntut, hendaklah dia mau meninggalkannya karena 2 hal. Yakni dengan takut kepada Allah dengan menumbuhkan perasaan bahwa ada hal yang lebih layak dicintai, lebih bermanfaat, lebih baik dan lebih kekal. Orang yang berakal jika menimbang-nimbang antara mencintai sesuatu yang cepat sirna dengan sesuatu yang lebih layak untuk dicintainya, lebih bermanfaat, lebih kekal dan lebih nikmat, akan memilih yang lebih tinggi derajatnya. Jangan sampai kamu menggadaikan kenikmatan abadi yang tidak terlintas didalam pikiranmu dengan kenikmatan sesaat yang segera berbalik menjadi sumber penyakit. Ibarat orng bermimpi indah atau pun mengkhayal terbang melayang jauh, ketika tersadar ternyata hanyalah mimpi dan khayalan. Akhirnya sirnalah segala keindahan semu, tinggal keletihan, hilang hawa nafsu dan kebinasaan menunggu.
Kemudian, keyakinan bahwa berbagai resiko yang sangat menyakitkan akan ditemuinya jika dia gagal melupakan yang dikasihinya, dia akan mengalami dua hal yang menyakitkan sekaligus. Yaitu gagal dalam mendapatkan kekasih yang diinginkannya, serta bencana menyakitkan dan siksa yang pasti akan menimpanya. Jika yakin bakal mendapati dua hal ini niscaya akan mudah meninggalkan perasaan ingin memiliki yang dicintai. Kamu akan berpikir bahwa sabar menanti diri itu lebih baik.
Akal, agama, harga diri dan kemanusiaannya akan memerintahkannya untuk bersabar sedikit demi mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Sementara kebodohan, hawa nafsu, kedzalimannya kan memerintahkannya untuk mengalah mendapatkan apa yang dikasihinya. Orang yang terhindar adalah orang-orang yang dipelihara oleh Allah.
Keempat; jika hawa nafsunya masih ngotot dan tidak terima dengan terapi ketiga, maka berfikirlah mengenai dampak negative dan kerusakan yang akan ditimbulkannya segera dan kemaslahatannya yang akan gagal diraihnya. Sebab mengikuti hawa nafsunya akan menimbulkan kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang datang, lebih parah lagi dengan memperturutkan hawa nafsu. Ini akan menghalanginya untuk mendapat petunjuk yang merupakan kunci keberhasilannya dan keselamatan baginya.
Kelima; jika tidak mempan juga, maka hendaklah kamu selalu mengingat sisi-sisi kejelekan orang yang dikasihi dan hal-hal yang membuatmu menjauh darinya, jika kamu mau mencari-cari kejelekan yang ada pada orang tersebut niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih dominan dari keindahan kekasih. Hendaklah kamu banyak bertanya kepada orang-orang yang berada disekeliling kekasihmu tentang berbagai kejelekan yang tersembunyi. Sebab sebagian fisik adalah factor pendorong seseorang untuk mencintai seseorang, demikian pula kejelekan adalah pendorong kuat agar kamu dapat membencinya dan menjauhinya. Hendaknya kamu mempertimbangkan dua sisi ini dan memilih yang terbaik baginya. Jangan sampai terperdaya dengan kecakapan wajah/kulit dengan membandingkannya dengan orang yang terkena penyakit sopak dan kusta, tetapi kamu harus memalingkan pandanganmu kepada keyakinan sikap dan perilakunya. Sebaiknya kamu tutup matamu dari keindahan fisik semata dan melihat kepada kejelekan yang diceritakan mengenainya dan kejelekan hatinya.
Keenam atau yang terakhir; mengadu dan memohon dengan jujur kepada Allah SWT yang senantiasa menolong orang-orang yang ditimpa musibah. Jika memohon kepadaNya hendaklah dia menyerahkan jiwa sepenuhnya dihadapan kebesaranNya, sambil memohon, merendah dan menghinakan diri. Jika dia dapat melaksanakan terapi akhir ini, maka sesungguhnya dia telah membuka pintu taufik (pertolongan Allah).
Hendaklah dia berbuat iffah (menjaga diri) dan menyembunyikan perasaannya, jangan sampai dia menjelek-jelekan kekasihnya dan mempermalukannya dihadapan manusia, ataupun menyakitinya, sebab hal tersebut adalah kedzaliman dan melampaui batas.
Yups! Mudah-mudahan dengan adanya artikel ini, teman-temanku sekalian dapat lebih mengerti tentang makna sekaligus jenis-jenis cinta.
Akhirnya, salam dahsyat dan lahirlah cinta islam yang kokoh! Billahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokaatuh…

PENUTUP
Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun ibarat kata pepatah: mencegah lebih baik dari pada mengobati, maka sebelum terkena virus tersebut diatas, lebih baik menghindari. Betul tidak? Tapi gimana cara menghindarinya? Tidak lain dengan cara Tazkiyatun Nafs. Semoga pembahasan ini bermanfaat dan dapat dijadikan pertimbangan bagi para pembaca. Syukron…
Wassalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh...



Hastuty ^_^

1 komentar: